Sebagai tambahan, plastik baru bisa terurai setelah 100 tahun berada dalam tanah, bisa juga lebih, tergantung pada jenis plastiknya. hmmm lama banget kan !!
Selain itu, untuk keperluan sehari hari kita tidak perlu membeli minyak tanah yang harganya semakin tak terjangkau. Sebab minyak yang dihasilkan alat ini kualitasnya lebih bagus dari minyak tanah. Dan jika mau, kita bisa mengkonversi lebih lanjut menjadi bensin, solar etc.
Isu kenaikan BBM yang sedang menghangat, sepertinya bakalan menambah kebermanfaatan alat ini pikirku. Penasaran semakin berlanjut yang pada akhirnya memaksaku untuk berkeliling seputaran google. Ada banyak informasi dan referensi yang aku dapatkan, dimulai dari sebuah mesin raksasa dari Amerika yang dapat menghabiskan ribuan ton sampah dalam setiap tahunnya untuk kemudian dikonversi menjadi minyak mentah.
Lanjut ke seorang warga Jepang yang membuat alat pengubah sampah plastik menjadi minyak. Alat ini lebih simpel dan diproduksi untuk kebutuhan rumah tangga, namun sayang harganya yang masih selangit yaitu sekitar 100 juta rupiah. Alat ini diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama Blest, info selengkapnya mengenai alat ini silahkan cek tkp
Tidak hanya sampai disitu, ternyata di kota Ngawi anak anak SMK mampu membuat alat yang lebih sederhana dan lebih masuk akal untuk masyarakat Indonesia. Alat ini menggunakan bahan utama tabung elpiji 3 kg dan pipa besi, dilengkapi dengan dua lubang penguapan yang mampu menghasilkan bensin dan solar. Hmmmm mantap juga nih alat, namun sayangnya lagi, untuk dapat membuat alat ini memerlukan modal sekitar 600 ribu rupiah, murah? iya tapi masih belum cukup hemat untuk ukuran kantongku. Berita lengkapnya
Akhirnya pencarian referensi dan informasi sampailah pada titik konsep bahwa sebenarnya plastik memiliki kemiripan unsur pembentuk dengan bahan bakar minyak. Saat dipanaskan plastik akan meleleh lalu mencair, cairan plastik ini jika terus dipanaskan akan membentuk uap panas, dan jika uap panas ini melewati pendingin (kondensor) dia akan mengembun dan membentuk minyak. Mungkin itu konsep dasar yang aku tangkap. Mohon koreksinya kalo salah.
Setelah tertangkap konsep dasarnya, aku kembali melihat video anak smp di awal, akhirnya alat ini yang aku jadikan patokan, karena dari semua alat yang ada hanya inilah yang paling sederhana.
Okeeey sobat klikedukasi saatnya kita memulai pembuatan alat dengan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan:
- Kaleng bekas biskuit Khong Guan, tanggo atau sejenisnya
- Pipa besi sepanjang 2 meter atau lebih panjang akan lebih bagus. Jika kurang dari 2 meter, kondensasi uap panasnya tidak maksimal. aku menggunakan pipa bekas antene :p
- Lem besi
- Sampah plastik
Beberapa sampah plastik yang aku gunakan.
Yang perlu diperhatikan adalah saat pengeleman, usahakan tiap sambungan tertutup lem dengan rapat, sebab jika ada kebocoran akan berpengaruh pada proses kondensasi dan banyaknya minyak yang dihasilkan.
Ini adalah tampilan alat sederhana buatanku..
Dari percobaan yang sudah aku lakukan, sampah plastik satu kaleng tango dapat menghasilkan minyak sebanyak setengah botol air mineral. Sebenarnya kuantitas minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis sampah plastik yang digunakan. Plastik botol minum seperti (aqua, mizone, pocari sweat, ember plastik etc) dapat menghasilkan lebih banyak minyak jika dibandingkan dengan kantong plastik, ato plastik-plastik snack.
Alat ini juga sudah aku coba di sekolah, dan alhamdulillah berhasil, berikut hasil percobaan kita.
Kita mencoba memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak dipakai serta sampah yang ada disekitar sekolah, termasuk tempat uji coba juga dilakukan pada bekas reruntuhan bangunan sekolah :). Ohya untuk pembakaran bisa dengan media apapun, disekolah aku nyoba make bahan bakar kayu, Namun untuk hasil yang maksimal, kita bisa menggunakan kompor gas, kenapa? yaaa karena panasnya lebih stabil dan kita mudah dalam mengatur suhu pemanasannya.
Foto anak anak sedang melakukan pengeleman pada pipa besi.
Jika pemanasan stabil (sayangnya aku ga sempet ngukur suhu pemanasannya) sekitar 20 - 30 menit pemanasan, minyak akan mulai menetes pada ujung pipa.
Dan ini dia hasilnya, aku sempet membuktikan bahwa minyak yang dihasilkan lebih bagus kualitasnya dari minyak tanah, sebab minyak ini dapat menyala di atas pipa besi dan sempet menyambar kumpulan minyak yang ada di bawahnya.
Menurut keterangan yang aku dapatkan, minyak yang dihasilkan dengan alat sederhana ini masih termasuk minyak mentah, artinya minyak ini masih bisa diproses lebih lanjut menjadi bensin, solar, minyak tanah dan sejenisnya.
Ohya semenjak ada alat ini, semua sampah plastik di rumah, aku kumpulkan untuk kemudian aku konversi menjadi minyak dan mudah-mudahan dengan adanya alat seperti ini lingkungan sekitar rumahku terbebas dari sampah plastik.
Sekian, semoga menginspirasi.