Recent post
Archive for May 2015
Tau platypus gak? platypus (Ornithorhynchus anatinus) adalah mamalia semi-akuatik asal Australia timur. Hewan ini termasuk dalam keluarga Ornithorhynchidae. Platypus adalah satu-satunya mamalia yang bertelur. Fakta lain yang sangat aneh tentang hewan ini adalah bahwa mereka adalah mamalia yang berbisa. Berikut 10+ Fakta Unik dan Aneh tentang Platypus sang bebek mamalia.
1. Badan Berbulu tahan air
Bulu tebal berwarna coklat pada tubuh dan ekor platypus berfungsi menjaga hewan ini agar tetap hangat. Bulu ini juga tahan air. Platypus biasanya menggunakan ekornya untuk menyimpan cadangan lemak, seperti yang dilakukan tasmanian devil dan domba berekor gemuk.
Ekor platypus |
2. Kaki dan Paruh Unik
Meski tergolong mamalia, platypus memiliki kaki berselaput dan paruh besar seperti bebek.
Kaki dan Paruh platypus |
3. Sang jantan lebih besar dari betina
Berat platypus sekitar 0,7-2,4 kg; betina lebih kecil dibandingkan pejantan. Panjang rata-rata platypus jantan sekitar 50 cm, sementara betina rata-rata 43 cm.
Kiri: Jantan. Kanan: Betina |
4. Perbedaan suhu tubuh
Rata-rata suhu tubuh kelompok hewan mamalia plasental adalah sekitar 37 derajat Celcius, namun platypus memiliki suhu 32 derajat Celcius. Hal ini karena menyesuaikan suhu dingin di Air
Platypus di dalam Air |
5. Awas! Lucu tapi beracun!
Tidak seperti betina, taji platypus jantan dikenal memiliki racun. Meskipun racun platypus bisa membunuh binatang kecil, namun racun itu tidak bisa membunuh manusia, hanya menimbulkan rasa sakit saja. Padahal gemesin ya?
Kaki platypus |
6. Elektrosensorik
Platypus adalah satu-satunya mamalia yang memiliki indera sensor listrik. Mereka bisa mengidentifikasi mangsanya dengan mendeteksi medan listrik yang dipancarkan oleh kontraksi otot.
7. Bahagia di alam bebas
Platypus rata-rata bisa hidup sampai 17 tahun di alam liar; sedangkan di penangkaran mereka hanya bisa hidup sampai 11 tahun.
8. Hobi begadang di siang hari
Platypus sebenarnya adalah hewan nocturnal (hewan malam), tetapi mereka juga tetap aktif pada siang hari.
9. Air adalah dunianya
Platypus adalah perenang yang sangat baik dan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Mereka bisa tetap berada di dalam air selama sekitar 30 detik, tapi juga bisa bertahan lebih lama dari itu.
Platypus sedang menyelam |
10. Karnivora menggemaskan
Platypus adalah spesies karnivora dan mereka memakan udang, annelida, larva serangga, dan hewan kecil lain.
Platypus sedang memakan Cacing |
Platypus membuat lubang untuk tempat dia tidur dan bertelur, sarang ini berada di dekat sumber air dan makanan mereka
Sarang platypus |
12. Hobi Tidur
Platypus bisa tidur hingga 14 jam per hari, hal ini mungkin disebabkan karena mereka makan krustasea yang mengandung banyak kalori.
Platypus tidur di lubang favorit mereka |
Platypus menginspirasi banyak tokoh kartun salah satunya adalah Pokemon, franchise kesukaan saya. Psyduck adalah pokemon yang terinspirasi dari Platypus
Nah itu dia guys! 10+ Fakta Unik dan Aneh tentang Platypus sang bebek mamalia yang pastinya sangat menarik bukan? Semoga bisa menambah wawasan kalian yaa
3 ekor Psyduck |
Sampai jumpa lagi di postingan selanjutnya!
Hi! lama gak posting nih .3.)a udah selesai UN udah bebas!! tapi semua berubah ketika negara api menyerang :( daftar SMA nya bingung -A-. tapi kalo dipikirin terus juga gak akan bisa selesai, jalani aja dulu wakakaka. Btw, kemaren tiba tiba keinget soal skizofrenia, jadi nyoba ulas dikit di blog hehe..silahkan disimak :)
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat, dan penyakit ini di indonesia cukup banyak yang terkena, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, ada sekitar 0,46 persen penduduk atau 1.093.150 orang Indonesia yang mengidap skizofrenia. Dari jumlah itu, ternyata hanya 3,5 persen saja atau 38.260 orang yang terlayani dengan perawatan memadai di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum maupun pusat kesehatan masyarakat.
Menurut laporan World Health Organisation (WHO) 2010 tentang Global Burden Disease, penyakit skizofrenia sudah perlu diwaspadai. Soalnya sekarang telah terjadi perubahan jenis penyakit yang menimbulkan beban bagi negara secara global, dari sebelumnya kematian ibu dan anak menjadi penyakit kronis termasuk kesehatan jiwa.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI), dr.Bambang Eko Suryananto, SpKJ, menjelaskan, skizofrenia merupakan salah satu diagnosis gangguan jiwa yang ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai realita dan penurunan fungsi peran. Biasanya skizofrenia mulai diderita pada usia dewasa muda (Puber).
Gangguan jiwa yang terjadi pada seseorang, termasuk skizofrenia, menurut dr.Bambang, disebabkan oleh interaksi manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Secara biologis, skizofrenia disebabkan oleh peningkatan neurotransmitter dopamin di otak, sehingga dapat timbul gejala-gejala perilaku, gangguan persepsi (mendengar suara meskipun tidak ada sumber suara), gangguan isi pikir yang berupa keyakinan-keyakinan tertentu yang tidak wajar, dan lain-lain.
Secara psikologis, Bambang menjelaskan, pola asuh dan stresor lingkungan juga berperan dalam membentuk pola perilaku yang rentan terhadap gangguan jiwa, begitu juga kondisi sosial, sipitual, maupun budaya. Namun skizofrenia bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Menurut dr.Bambang, pengidap skizofrenia bisa disembuhkan, asalkan pendekatan terapinya bersifat menyeluruh.
Jadi, kita harus tangani baik secara biologi, dengan menggunakan obat-obatan, maupun pendekatan secara psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila perjalanan penyakit belum lama dan belum parah, kemungkinan dapat disembuhkan lebih besar. Jika pasien segera dibawa berobat pada tahap awal menderita penyakit, penurunan fungsi peran dapat diminimalkan. Namun, masalahnya adalah stigma masyarakat tentang gangguan jiwa seringkali membuat pasien skizofrenia terlambat dibawa ke petugas kesehatan.
Masyarakat lebih percaya bahwa penyakit ini disebabkan karena hal-hal mistis, sehingga terlebih dahulu dibawa ke dukun atau pengobatan alternatif. Ketika sudah kehabisan uang,penyakit tidak sembuh-sembuh, keluarga baru menyadari bahwa hal itu adalah suatu penyakit dan baru dibawa ke tenaga kesehatan.
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.
Tanda dan gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga kategori :
1.Gejala positif
Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan, hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini :
•Berkhayal
Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita, mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula, selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan persepsi.
•Halusinasi
Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi, mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
•Gangguan pikiran
Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.
•Perilaku tidak teratur
Orang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.
2.Gejala negatif
Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal, gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain :
•Sulit mengekspresikan emosi.
•Menarik diri dari lingkungan social.
•Kehilangan motivasi.
•Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari.
•Mengabaikan kebersihan pribadi.
Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.
3.Gejala kognitif
Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir, tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara lain :
•Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti.
•Sulit berkonsentrasi
•Masalah pada memori otak
Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati, para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, hal ini sangatlah mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
Namun, apabila penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia :
1.Menarik diri dari keluarga dan teman
2.Penurunan kinerja di sekolah
3.Sulit tidur
4.Cepat emosi
Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit skizofrenia. Namun, pengobatan dini dapat membantu mencegah kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat dari penyakit ini. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan masalah pada emosi, perilaku, dan kesehatan yang semakin lama akan semakin memburuk. Oleh karena itu, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter. Bila Anda telah menduga bahwa Anda mengalami skizofrenia, bicaralah ke dokter Anda. Sebab, dokter akan langsung meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan.
Sumber: http://doktersehat.com/gejala-dan-penyebab-skizofrenia/
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat, dan penyakit ini di indonesia cukup banyak yang terkena, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, ada sekitar 0,46 persen penduduk atau 1.093.150 orang Indonesia yang mengidap skizofrenia. Dari jumlah itu, ternyata hanya 3,5 persen saja atau 38.260 orang yang terlayani dengan perawatan memadai di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum maupun pusat kesehatan masyarakat.
Menurut laporan World Health Organisation (WHO) 2010 tentang Global Burden Disease, penyakit skizofrenia sudah perlu diwaspadai. Soalnya sekarang telah terjadi perubahan jenis penyakit yang menimbulkan beban bagi negara secara global, dari sebelumnya kematian ibu dan anak menjadi penyakit kronis termasuk kesehatan jiwa.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI), dr.Bambang Eko Suryananto, SpKJ, menjelaskan, skizofrenia merupakan salah satu diagnosis gangguan jiwa yang ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai realita dan penurunan fungsi peran. Biasanya skizofrenia mulai diderita pada usia dewasa muda (Puber).
Gangguan jiwa yang terjadi pada seseorang, termasuk skizofrenia, menurut dr.Bambang, disebabkan oleh interaksi manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Secara biologis, skizofrenia disebabkan oleh peningkatan neurotransmitter dopamin di otak, sehingga dapat timbul gejala-gejala perilaku, gangguan persepsi (mendengar suara meskipun tidak ada sumber suara), gangguan isi pikir yang berupa keyakinan-keyakinan tertentu yang tidak wajar, dan lain-lain.
Secara psikologis, Bambang menjelaskan, pola asuh dan stresor lingkungan juga berperan dalam membentuk pola perilaku yang rentan terhadap gangguan jiwa, begitu juga kondisi sosial, sipitual, maupun budaya. Namun skizofrenia bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Menurut dr.Bambang, pengidap skizofrenia bisa disembuhkan, asalkan pendekatan terapinya bersifat menyeluruh.
Jadi, kita harus tangani baik secara biologi, dengan menggunakan obat-obatan, maupun pendekatan secara psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila perjalanan penyakit belum lama dan belum parah, kemungkinan dapat disembuhkan lebih besar. Jika pasien segera dibawa berobat pada tahap awal menderita penyakit, penurunan fungsi peran dapat diminimalkan. Namun, masalahnya adalah stigma masyarakat tentang gangguan jiwa seringkali membuat pasien skizofrenia terlambat dibawa ke petugas kesehatan.
Masyarakat lebih percaya bahwa penyakit ini disebabkan karena hal-hal mistis, sehingga terlebih dahulu dibawa ke dukun atau pengobatan alternatif. Ketika sudah kehabisan uang,penyakit tidak sembuh-sembuh, keluarga baru menyadari bahwa hal itu adalah suatu penyakit dan baru dibawa ke tenaga kesehatan.
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.
Tanda dan gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga kategori :
1.Gejala positif
Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan, hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini :
•Berkhayal
Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita, mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula, selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan persepsi.
•Halusinasi
Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi, mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
•Gangguan pikiran
Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.
•Perilaku tidak teratur
Orang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.
2.Gejala negatif
Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal, gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain :
•Sulit mengekspresikan emosi.
•Menarik diri dari lingkungan social.
•Kehilangan motivasi.
•Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari.
•Mengabaikan kebersihan pribadi.
Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.
3.Gejala kognitif
Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir, tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara lain :
•Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti.
•Sulit berkonsentrasi
•Masalah pada memori otak
Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati, para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, hal ini sangatlah mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
Namun, apabila penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia :
1.Menarik diri dari keluarga dan teman
2.Penurunan kinerja di sekolah
3.Sulit tidur
4.Cepat emosi
Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit skizofrenia. Namun, pengobatan dini dapat membantu mencegah kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat dari penyakit ini. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan masalah pada emosi, perilaku, dan kesehatan yang semakin lama akan semakin memburuk. Oleh karena itu, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter. Bila Anda telah menduga bahwa Anda mengalami skizofrenia, bicaralah ke dokter Anda. Sebab, dokter akan langsung meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan.
Sumber: http://doktersehat.com/gejala-dan-penyebab-skizofrenia/