Recent post
Archive for May 2014
Artikel ini ASLI milik Trobelator.blogspot.com dan bukan milik saya.
Saya kepikiran kalau manusia benar-benar bisa menghentikan waktu, seperti di Doraemon ataupun Spy Kids 4: All the Time in the World. Dan kalau manusia berhasil menemukan alat penyetop waktu, kira-kira apa saja yang akan terjadi? Kalau kurang mengerti, baca aj dulu, siapa tau ngerti. Dan mungkin akan diperlukan sedikit pemahaman mengenai Fisika, apalagi dimensi untuk mengerti teori ini. Dan mohon maaf kalo ada salah2, soalnya maklum, masih anak umur 15 tahun... Jangan ngamuk, dan jangan jadi hater.
Pertama, apakah gravitasi akan berhenti??
Seandainya kita lempar bola keatas, terus pas bolanya jatuh, kita menghentikan waktu, pake alat apapun itu. Nah, tentu bolanya akan berhenti di udara dan tampak melayang. Kenapa demikian? Karena gravitasi juga diberhentikan. Gravitasi sendiri adalah Gaya (f), dengan dimensi [MLT^-2] (emelte pangkat minus dua). Bisa diperhatikan bahwa salah satu dimensi penyusun gaya adalah [T] alias Waktu (t). Jadi, kalau waktu berhenti, berarti dimensinya juga berhenti, alias mungkin menghilang. Jadi, seharusnya gravitasi tidak berlaku. Misalnya, kalo kita menjtuhkan diri dari gedung tinggi, terus lagi asik-asiknya jatuh, katakanlah di ketinggian 10 m, kita menghentikan waktu. Jadi, seharusnya sama seperti bola tadi, kita berhenti di tengah-tengah udara, soalnya gravitasi udah tidak berlaku lagi. Jadi kalo waku berhenti, bukannya seharusnya kita bisa ngambang kaya di luar angkasa?
Kedua, bagaimana dengan cahaya?
Kita tau kalau cahaya itu energi yang bergerak dengan kecepatan 1.079.252.848.800,00 m/s, alias kencang sekali. Namun, sekencang-kencangnya cahaya, ia masih membutuhkan waktu untuk menempuh suatu jarak, meski tidak terhitung oleh manusia. Dimensi kecepatan adalah [MT^-1] (emte pangkat minus satu), dan masih mengandung dimensi waktu. Jadi, seperti gravitasi, seharusnya kecepatan juga berhenti. Maka dari itu, sekencang-kencangnya cahaya, kalo waktu berhenti, ya seharusnya cahaya juga berhenti, kecuali kalo kecepatan dari cahaya adalah "takterhingga"m/s dan tidak memerlukan waktu untuk menempuh suatu jarak.
Dan yang penting lagi, semua benda memantulkan cahaya*, bukan hanya cermin. Itulah alasan kenapa kita bisa melihat, karena ada cahaya yang masuk ke mata kita yang dipantulkan oleh suatu benda. Misalnya, benda A memantulkan cahaya sebanyak x Cd (candela, satuan untuk intensitas cahaya) ke mata kita. Tapi dalam sepersekian detik, kita menghentikan waktu. Jadi, cahaya berhenti pada tempatnya, sebelum mencapai mata kita. atau mungkin sudah mencapai mata kita, tapi kan cahaya adalah gelombang energi, jadi untuk bisa terus melihat kita perlu cahaya yang terus-menerus masuk ke mata kita. Jadi kalau cahaya dihentikan, bukannya seharusnya kita nggak bisa melihat alias buta?
*Semua benda memantulkan cahaya, kecuali benda yang berwarna hitam, karena hitam menyerap cahaya. Sementara putih memantulkan cahaya paling banyak. Makanya, putih itu terang dan hitam itu gelap.
Ketiga, bagaimana jika seseorang menghentikan waktu, dan kita juga berhenti? Apa yang akan kita rasakan?
Tentu saja kita tidak merasakan apa-apa, sampai waktu dijalankan kembali. Misalkan cara kerja "alat penghenti waktu" bekerja seperti yang dijelaskan dalam Doraemon, kalau kita menghentikan waktu, lalu menyentuh orang yang ikut berhenti, orangnya akan bisa bergerak dan keluar dari aliran waktu dan bisa bergabung dengan kita dalam dunia dimana waktu berhenti. Kalau cara kerjanya seperti itu, misalnya seseorang menghentikan waktu tanpa ngajak-ngajak kita, seharusnya kita nggak merasakan apa-apa, karena kerja otak kita juga berhenti. Dan kalau waktu kembali dijalankan, kita nggak bakal tau kalau seseorang telah menghentikan waktu. Bisa saja alat pemberhenti waktu telah ditemukan, dan seseorang lagi mainin alat itu selagi saya nulis post ini atau elu lagi baca post ini. Kita nggak bakal merasakan efek dari berhentinya waktu, soalnya kerja otak kita juga berhenti. Kita nggak bakal tau. Seandainya, kita lagi ngobrol sama orang, misalnya namanya Mr. X. Nah, si Mr. X ini menghentikan waktu selagi kita sama Mr. X ngobrol, tanpa ngajak-ngajak kita. Kemudian, dia kabur ketika waktu sedang berhenti. Pas udah jauh, dia lanjutin lagi waktunya. Tentu saja, kita ngeliatnya sekakan-akan Mr. X menghilang secara tiba-tiba pas kita lagi ngobrol, soalnya pas Mr. X memberhentikan waktu, kita nggak tau apa yang terjadi. Dan bisa saja si Mr. X menghentikan waktu selama 100 tahun, terus melanjutkan kembali waktu, maka kita nggak bakal tahu kalo waktu pernah diberhentikan sama sekali. Dan, si Mr. X juga seharusnya nggak keliatan tambah tua. Mukanya nggak tambah berkerut. Soalnya, manusia kan berkerut karena efek gravitasi. Jadi kalo gravitasi berhenti, apa yang narik kulit manusia? Tapi, saya masih nggak tau, kalau Mr. X adalah anak umur mis. 1 bulan, apakan selama waktu berhenti, ia akan menua? Meski nggaak mengkerut, tapi kan proses penuaan sel dan pertambahan tinggi badan kan tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Jadi untuk pertanyaan Mr. X anak bayi, saya masih nyari jawabannya.
Dan satu lagi, kita nggak bisa, bersama-sama (mis. sama temen kita) berniat untuk menghentikan waktu pada waktu yang sama dengan menggunakan 2 alat yang berbeda dan berada dalam zona "STOP" (zona STOP adalah istilah saya untuk zona dimana kita berada dalam keadaan sadar dalam dunia yang waktunya sedang berhenti) yang sama, karena pasti ada selisih sepersekian detik antara penekanan tombol alat kita dengan alat teman kita. Misalnya, Mr. X dengan Mr. Y mau memberhentikan waktu, dan masing-masing menggunakan alat mereka sendiri. Mereka berdua menghitung "Satu, dua, tiga!!", dan saat penghitungan tiga, ternyata Mr. X lebih cepat menekannya 0,0000000000000001 milidetik. Meski selisihnya sangat kecil, tentu saja mereka tidak bisa dalam zona STOP yang sama, karena saat Mr. X berada di dalam zona STOPnya, kemudian "keluar" dari zona STOP, maka 0,0000000000000001 milidetik kemudian barulah Mr. Y menekan tombolnya dan masuk dalam zona STOPnya.
Jadi, demikianlah teori saya mengenai Apa yang Akan Terjadi Kalau Waktu Berhenti. Harap bisa dimengerti, dan akhirnya bisa berguna untuk penelitian selanjutnya. Maaf-maaf kalau ada kesalahan dalam teori saya, tolong dibetulkan sendiri dan mohon maaf kalau ternyata teori ini sudah pernah dikemukakan. Kalau kalian merasa teori ini kurang orisinil, silahkan hubungi saya di djobelbrainless@gmail.com. Yang pasti, teori ini asli dari pikiran saya, tanpa pertanggungjawaban pihak lain (kecuali tentang fakta dimensi, kecepatan cahaya, pemantulan cahaya, dan penuaan akibat gravitasi).
Artikel ini milik http://trobelator.blogspot.com/ bukan merupakan tulisan saya,jika anda merupakan teman,atau anda merupakan pemilik blog itu,silahkan komen atau pesan di facebook (Facebook saya "candra margarena" ) karena ada banyak hal yang ingin saya bicarakan _/\_
Saya kepikiran kalau manusia benar-benar bisa menghentikan waktu, seperti di Doraemon ataupun Spy Kids 4: All the Time in the World. Dan kalau manusia berhasil menemukan alat penyetop waktu, kira-kira apa saja yang akan terjadi? Kalau kurang mengerti, baca aj dulu, siapa tau ngerti. Dan mungkin akan diperlukan sedikit pemahaman mengenai Fisika, apalagi dimensi untuk mengerti teori ini. Dan mohon maaf kalo ada salah2, soalnya maklum, masih anak umur 15 tahun... Jangan ngamuk, dan jangan jadi hater.
Pertama, apakah gravitasi akan berhenti??
Seandainya kita lempar bola keatas, terus pas bolanya jatuh, kita menghentikan waktu, pake alat apapun itu. Nah, tentu bolanya akan berhenti di udara dan tampak melayang. Kenapa demikian? Karena gravitasi juga diberhentikan. Gravitasi sendiri adalah Gaya (f), dengan dimensi [MLT^-2] (emelte pangkat minus dua). Bisa diperhatikan bahwa salah satu dimensi penyusun gaya adalah [T] alias Waktu (t). Jadi, kalau waktu berhenti, berarti dimensinya juga berhenti, alias mungkin menghilang. Jadi, seharusnya gravitasi tidak berlaku. Misalnya, kalo kita menjtuhkan diri dari gedung tinggi, terus lagi asik-asiknya jatuh, katakanlah di ketinggian 10 m, kita menghentikan waktu. Jadi, seharusnya sama seperti bola tadi, kita berhenti di tengah-tengah udara, soalnya gravitasi udah tidak berlaku lagi. Jadi kalo waku berhenti, bukannya seharusnya kita bisa ngambang kaya di luar angkasa?
Kedua, bagaimana dengan cahaya?
Kita tau kalau cahaya itu energi yang bergerak dengan kecepatan 1.079.252.848.800,00 m/s, alias kencang sekali. Namun, sekencang-kencangnya cahaya, ia masih membutuhkan waktu untuk menempuh suatu jarak, meski tidak terhitung oleh manusia. Dimensi kecepatan adalah [MT^-1] (emte pangkat minus satu), dan masih mengandung dimensi waktu. Jadi, seperti gravitasi, seharusnya kecepatan juga berhenti. Maka dari itu, sekencang-kencangnya cahaya, kalo waktu berhenti, ya seharusnya cahaya juga berhenti, kecuali kalo kecepatan dari cahaya adalah "takterhingga"m/s dan tidak memerlukan waktu untuk menempuh suatu jarak.
Dan yang penting lagi, semua benda memantulkan cahaya*, bukan hanya cermin. Itulah alasan kenapa kita bisa melihat, karena ada cahaya yang masuk ke mata kita yang dipantulkan oleh suatu benda. Misalnya, benda A memantulkan cahaya sebanyak x Cd (candela, satuan untuk intensitas cahaya) ke mata kita. Tapi dalam sepersekian detik, kita menghentikan waktu. Jadi, cahaya berhenti pada tempatnya, sebelum mencapai mata kita. atau mungkin sudah mencapai mata kita, tapi kan cahaya adalah gelombang energi, jadi untuk bisa terus melihat kita perlu cahaya yang terus-menerus masuk ke mata kita. Jadi kalau cahaya dihentikan, bukannya seharusnya kita nggak bisa melihat alias buta?
*Semua benda memantulkan cahaya, kecuali benda yang berwarna hitam, karena hitam menyerap cahaya. Sementara putih memantulkan cahaya paling banyak. Makanya, putih itu terang dan hitam itu gelap.
Ketiga, bagaimana jika seseorang menghentikan waktu, dan kita juga berhenti? Apa yang akan kita rasakan?
Tentu saja kita tidak merasakan apa-apa, sampai waktu dijalankan kembali. Misalkan cara kerja "alat penghenti waktu" bekerja seperti yang dijelaskan dalam Doraemon, kalau kita menghentikan waktu, lalu menyentuh orang yang ikut berhenti, orangnya akan bisa bergerak dan keluar dari aliran waktu dan bisa bergabung dengan kita dalam dunia dimana waktu berhenti. Kalau cara kerjanya seperti itu, misalnya seseorang menghentikan waktu tanpa ngajak-ngajak kita, seharusnya kita nggak merasakan apa-apa, karena kerja otak kita juga berhenti. Dan kalau waktu kembali dijalankan, kita nggak bakal tau kalau seseorang telah menghentikan waktu. Bisa saja alat pemberhenti waktu telah ditemukan, dan seseorang lagi mainin alat itu selagi saya nulis post ini atau elu lagi baca post ini. Kita nggak bakal merasakan efek dari berhentinya waktu, soalnya kerja otak kita juga berhenti. Kita nggak bakal tau. Seandainya, kita lagi ngobrol sama orang, misalnya namanya Mr. X. Nah, si Mr. X ini menghentikan waktu selagi kita sama Mr. X ngobrol, tanpa ngajak-ngajak kita. Kemudian, dia kabur ketika waktu sedang berhenti. Pas udah jauh, dia lanjutin lagi waktunya. Tentu saja, kita ngeliatnya sekakan-akan Mr. X menghilang secara tiba-tiba pas kita lagi ngobrol, soalnya pas Mr. X memberhentikan waktu, kita nggak tau apa yang terjadi. Dan bisa saja si Mr. X menghentikan waktu selama 100 tahun, terus melanjutkan kembali waktu, maka kita nggak bakal tahu kalo waktu pernah diberhentikan sama sekali. Dan, si Mr. X juga seharusnya nggak keliatan tambah tua. Mukanya nggak tambah berkerut. Soalnya, manusia kan berkerut karena efek gravitasi. Jadi kalo gravitasi berhenti, apa yang narik kulit manusia? Tapi, saya masih nggak tau, kalau Mr. X adalah anak umur mis. 1 bulan, apakan selama waktu berhenti, ia akan menua? Meski nggaak mengkerut, tapi kan proses penuaan sel dan pertambahan tinggi badan kan tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Jadi untuk pertanyaan Mr. X anak bayi, saya masih nyari jawabannya.
Dan satu lagi, kita nggak bisa, bersama-sama (mis. sama temen kita) berniat untuk menghentikan waktu pada waktu yang sama dengan menggunakan 2 alat yang berbeda dan berada dalam zona "STOP" (zona STOP adalah istilah saya untuk zona dimana kita berada dalam keadaan sadar dalam dunia yang waktunya sedang berhenti) yang sama, karena pasti ada selisih sepersekian detik antara penekanan tombol alat kita dengan alat teman kita. Misalnya, Mr. X dengan Mr. Y mau memberhentikan waktu, dan masing-masing menggunakan alat mereka sendiri. Mereka berdua menghitung "Satu, dua, tiga!!", dan saat penghitungan tiga, ternyata Mr. X lebih cepat menekannya 0,0000000000000001 milidetik. Meski selisihnya sangat kecil, tentu saja mereka tidak bisa dalam zona STOP yang sama, karena saat Mr. X berada di dalam zona STOPnya, kemudian "keluar" dari zona STOP, maka 0,0000000000000001 milidetik kemudian barulah Mr. Y menekan tombolnya dan masuk dalam zona STOPnya.
Jadi, demikianlah teori saya mengenai Apa yang Akan Terjadi Kalau Waktu Berhenti. Harap bisa dimengerti, dan akhirnya bisa berguna untuk penelitian selanjutnya. Maaf-maaf kalau ada kesalahan dalam teori saya, tolong dibetulkan sendiri dan mohon maaf kalau ternyata teori ini sudah pernah dikemukakan. Kalau kalian merasa teori ini kurang orisinil, silahkan hubungi saya di djobelbrainless@gmail.com. Yang pasti, teori ini asli dari pikiran saya, tanpa pertanggungjawaban pihak lain (kecuali tentang fakta dimensi, kecepatan cahaya, pemantulan cahaya, dan penuaan akibat gravitasi).
Artikel ini milik http://trobelator.blogspot.com/ bukan merupakan tulisan saya,jika anda merupakan teman,atau anda merupakan pemilik blog itu,silahkan komen atau pesan di facebook (Facebook saya "candra margarena" ) karena ada banyak hal yang ingin saya bicarakan _/\_
Artikel ini berasal dari jobel trobelator,bukan asli milik saya.
Jadi, apa itu Paradoks?
Paradoks adalah kalimat, pertanyaan, pernyataan, atau bahkan gambar yang bisa menghasilkan sebuah makna ambiguitas (menurut pengalaman saya sendiri, bukan berdasarkan orang lain). Bahasa gampangnya (itu aja udah bahasa gampang, ini gua gampangin lagi), paradoks itu bisa dalam bentuk pertanyaan, kalimat, atau bahkan kenyataan, yang kalau dipikirkan bisa bikin kita bingung, karena terkadang makna dari sebuah paradoks adalah berputar-putar, tak terhingga, referensi sendiri yang langsung dan tak langsung, dan tingkatan alasan yang membingungkan (menurut Wikipedia Bhs. Indonesia, dan gua gak ngerti apa itu "referensi sendiri yang langsung dan tak langsung" sama "tingkatan alasan yang membingungkan"). Masih bingung? Coba langsung aja ke beberapa contoh berikut...
PARADOKS
Paradoks PembohongKalau gua bilang "Gua sedang berbohong", apakah gua sedang berbhong atau berkata jujur? Kalau gua bohong, berarti gua jujur karena gua ngaku kalau gua sedang berbohong. Dan kalau gua jujur, berarti gua berbohong dengan mengatakan gua sedang berbohong. Tapi kalau gua berbohong, berarti gua jujur karena blablabla... Begitu seterusnya. Bingung? Ini ada lagi...
Paradoks Telur dan AyamYang mana ada hadir duluan, ayam atau telor ayam? Emang sih, udah pernah. Tapi kali ini diganti, dari kata telor jadi telor ayam. Bingunglah ente.... (kecuali kalo ente jago & ngerti teori evolusi)
Paradoks Tukang CukurAda sebuah kota yang isinya laki-laki semua. Sebagian dari penduduk di sana, lebih suka mencukur dirinya sendiri (baik jenggot, kumis, maupun rambut, pokoknya cukur). Sebagian lagi, lebih suka pergi ke tukang cukur kalo mau nyukur rambut, kumis, ataupun jenggot mereka. Di kota itu cuman ada satu tukang cukur. Adat di kota itu mengatakan kalau tukang cukur hanya boleh mencukur orang yang mau dicukurin oleh tukang cukur, nggak boleh orang yang lebih milih untuk nyukur sendiri.. Udah jelas, kalo seseorang nggak nyukur sendiri, berarti orang itu dicukurin tukang cukur. Pertanyaannya, siapa yang nyukur si tukang cukur?
Paradoks Waktu IKalau gua pergi ke masa lalu buat membunuh ibu kandung gua sebelum menikah, maka gua akan mati/hilang, karena gua gak bakalan dilahirkan. Dan kalau gua nggak pernah dilahirkan, berarti gua nggak bakal bisa membunuh ibu kandung gua sebelum menikah. Jadi, seharusnya ibu kandung gua masih hidup untuk melahirkan gua. Kalau gua hidup cukup tua untuk bisa kembali ke masa lalu untuk membunuh ibu gua sebelum menikah, maka blablablablabla.. Dst. Jadi, bagaimana yang sebenarnya akan (di masa depan) dan sudah (di masa lau) terjadi?
Paradoks Waktu IIKalau gua pergi ke masa depan untuk mencuri sebuah patung yang dibuat oleh seseorang bernama Olan (misalnya) dari sebuah museum. Kemudian, patung itu gua bawa ke masa lalu. Nah, di masa lalu, patung itu gua kasih ke anak gua yang namanya Olan. Anak gua ini, saat udah besar, memajang patung ini di sebuah museum, dan dia ngaku kalau dia yang buat, padahal bukan, karena patung itu jelas2 dikasih oleh gua. Pertanyaannya udah jelas, siapa yang sebenarnya bikin patung itu?
Paradoks Achilles dan Kura-kuraSeandainya ada seorang pelari yang sangat cepat, namanya Achilles. Dalam jarak 100 meter didepannya, ada seekor kura-kura. Saat dia mulai berlari mengejar kura-kura itu, saat yang sama juga kura-kura itu mulai lari dari kejaran Achilles, kearah yang sama. Achilles larinya sangat cepet, jauh lebih cepet dari kura-kura (ya iyalah, bokap gua juga larinya lebih kenceng dari kura-kura). Masalahnya, menurut seorang matematikawan yunani kuno terkenal yang bernama Zeno, Achilles nggak bakal bisa ngejar si kura-kura, meski keadaannya sangat normal, di padang rumput, nggak ada halangan, kaki keduanya sama-sama sehat, mereka berdua gerak tanpa alat, kecepatan konstan. Tapi kenapa Achilles nggak bisa ngejar kura2? Kata Zeno bilang, ketika lomba sudah dimulai, Achilles akan mencapai titik 100 m (titik di mana kura-kura mula-mula). Tetapi si kura ini juga pasti sudah melangkah maju, jauh lebih lambat memang, katakanlah dia baru melangkah 10 meter. Beberapa saat kemudian Achilles berada di titik 110 m, tapi si kura lagi-lagi udah melangkah maju. Demikian seterusnya, setiap kali Achilles berada pada titik di mana kura-kura tadinya berada, si kura-kura sudah melangkah maju, ad infinitum (to infinity, sampai ketakterhinggaan). Artinya, Achilles, secepat apa pun dia berlari tidak akan bisa mendahului kura-kura (selambat apa pun dia melangkah). Padahal dalam pengalaman sehari-hari, jelas seharusnya Achilles bisa mengejar kura-kura. Jadi....??
Paradoks TempatSingkat aja. Suatu benda berada pada benda lainnya. Benda tersebut juga berada pada benda lainnya. Benda itu terdapat juga pada benda yang lain lagi, dan seterusnya ad infinitum. Misalnya yang simpel saja. Sebuah penghapus, terletak pada sebuah meja. Meja ada diatas lantai. Lantai ada didalam rumah. Rumahnya di perumahan A. Perumahan A di kota B. Kota B di provinsi C, provinsi C di negara D. Negara D ada di bumi, bumi berada dalam sistem tata surya kita. Tata surya kita ada pada galaksi bimasakti. Galaksi bimasakti ada dalam Alam Semesta. Han, disini dibagi jadi 2 teori, yg pertama mengatakan bahwaalam semesta terletak pada sesuatu yang belum diketahui, dan sesuatu itu juga terletak dalam sesuatu, ad infinitum. Yang kedua, ada juga yang bilang kalau alam semesta adalah ad infinitum itu sendiri. Pokoknya, inti paradoksnya demikian.
Paradoks Dua BendaKalau benda bergerak yang tidak bisa dihentikan bertemu dengan benda diam yang tidak bisa digerakkan, apa yang akan terjadi? Pikirkanlah secara filosofis, jangan secara akal sehat. Kalo secara akal sehat, gak ada benda yang tidak bisa dihentikan dan nggak ada benda yang tidak bisa digerakkan. Pelajarilah hukum gaya Abah Newton.
Paradoks Hari KejutanAda seorang tahanan yang akan dihukum gantung oleh seorang algojo dalam waktu satu minggu (misalnya hari itu hari Senin), tapi hari penggantungannya dirahasiakan, dan dia baru akan tahu ketika sang algojo udah ngetok pintunya siang-siang jam 12, berarti dia bakal digantung. Sang tahanan mikir, kalau penggantungannya nggak mungkin hari minggu, soalnya kalau pada hari sabtu siang pintunya ngga diketok sama algojo, berarti pasti dia bakal udah tau kalo hari minggu bakal digantung, dan jadwal penggantungannya bukan jadi rahasia lagi. Jadi hari minggu dikeluarin dari daftar hari penggantungan. Apakah harinya sabtu? Nggak mungkin juga, soalnya kalo hari jumat siang pintunya belom diketok sama algojo, berarti dia digantung hari sabtu, dan itu udah bukan kejutan lagi. Jadi sabtu dikeluarkan dari daftar hari penggantungan. Apakah hari jumat? Nggak mungkin, soalnya kalo hari kamis dia blablablabla dan seterusnya sampe si tahanan mencoret semua daftar hari dari hari minggu sampe hari senen, dan dia yakin kalo dia nggak bakal digantung, soalnya semua hari udah keluar dari daftar hari kejutan, jadi nggak ada hari kejutan, nggak ada hari penggantungan, jadi dia santai-santai. Ternyata, pintu diketok pas hari rabu, dan si tahanan tentu saja kaget. hari itu tetap menjadi hari kejutan.
Sementara kalau gambar*...
Ujungnya mana?
Lambangnya SMADAV aja paradoks
Ma, kok bolong??
Perhatikan baik-baik
*Seperti yang sering dikatakan Google Gambar, Gambar bisa saja memiliki Hak Cipta. Tak ada satupun yang gua bikin sendiri
Udah, segitu aja contoh yang bisa gua tulis. Masih banyak contoh lainnya, seperti Paradoks Kembar, Paradoks Dikhotomi, Paradoks Stadion, Paradoks Panah, dan lainnya. Yang gak gua tulis berarti gua belum mengerti maksud dari paradoks itu (bukannya nggak bisa memecahkan, udah pasti gua nggak bisa memecahkan). Sebagian dari yang gua tulis di daftar diatas adalah ciptaannya Zeno, sisanya anonim.
Sekali lagi,artikel ini diambil dari Http://trobelator.blogspot.com/ jadi gaya bahasa maupun isi merupakan milik trobelator _/\_
itu blog sebenernya bagus..sayang jarang update,siapapun yang kenal,atau malah anda pemilik blog itu,silahkan komen,saya ada beberapa hal yang ingin disampaikan :D
Jadi, apa itu Paradoks?
Paradoks adalah kalimat, pertanyaan, pernyataan, atau bahkan gambar yang bisa menghasilkan sebuah makna ambiguitas (menurut pengalaman saya sendiri, bukan berdasarkan orang lain). Bahasa gampangnya (itu aja udah bahasa gampang, ini gua gampangin lagi), paradoks itu bisa dalam bentuk pertanyaan, kalimat, atau bahkan kenyataan, yang kalau dipikirkan bisa bikin kita bingung, karena terkadang makna dari sebuah paradoks adalah berputar-putar, tak terhingga, referensi sendiri yang langsung dan tak langsung, dan tingkatan alasan yang membingungkan (menurut Wikipedia Bhs. Indonesia, dan gua gak ngerti apa itu "referensi sendiri yang langsung dan tak langsung" sama "tingkatan alasan yang membingungkan"). Masih bingung? Coba langsung aja ke beberapa contoh berikut...
PARADOKS
Paradoks PembohongKalau gua bilang "Gua sedang berbohong", apakah gua sedang berbhong atau berkata jujur? Kalau gua bohong, berarti gua jujur karena gua ngaku kalau gua sedang berbohong. Dan kalau gua jujur, berarti gua berbohong dengan mengatakan gua sedang berbohong. Tapi kalau gua berbohong, berarti gua jujur karena blablabla... Begitu seterusnya. Bingung? Ini ada lagi...
Paradoks Telur dan AyamYang mana ada hadir duluan, ayam atau telor ayam? Emang sih, udah pernah. Tapi kali ini diganti, dari kata telor jadi telor ayam. Bingunglah ente.... (kecuali kalo ente jago & ngerti teori evolusi)
Paradoks Tukang CukurAda sebuah kota yang isinya laki-laki semua. Sebagian dari penduduk di sana, lebih suka mencukur dirinya sendiri (baik jenggot, kumis, maupun rambut, pokoknya cukur). Sebagian lagi, lebih suka pergi ke tukang cukur kalo mau nyukur rambut, kumis, ataupun jenggot mereka. Di kota itu cuman ada satu tukang cukur. Adat di kota itu mengatakan kalau tukang cukur hanya boleh mencukur orang yang mau dicukurin oleh tukang cukur, nggak boleh orang yang lebih milih untuk nyukur sendiri.. Udah jelas, kalo seseorang nggak nyukur sendiri, berarti orang itu dicukurin tukang cukur. Pertanyaannya, siapa yang nyukur si tukang cukur?
Paradoks Waktu IKalau gua pergi ke masa lalu buat membunuh ibu kandung gua sebelum menikah, maka gua akan mati/hilang, karena gua gak bakalan dilahirkan. Dan kalau gua nggak pernah dilahirkan, berarti gua nggak bakal bisa membunuh ibu kandung gua sebelum menikah. Jadi, seharusnya ibu kandung gua masih hidup untuk melahirkan gua. Kalau gua hidup cukup tua untuk bisa kembali ke masa lalu untuk membunuh ibu gua sebelum menikah, maka blablablablabla.. Dst. Jadi, bagaimana yang sebenarnya akan (di masa depan) dan sudah (di masa lau) terjadi?
Paradoks Waktu IIKalau gua pergi ke masa depan untuk mencuri sebuah patung yang dibuat oleh seseorang bernama Olan (misalnya) dari sebuah museum. Kemudian, patung itu gua bawa ke masa lalu. Nah, di masa lalu, patung itu gua kasih ke anak gua yang namanya Olan. Anak gua ini, saat udah besar, memajang patung ini di sebuah museum, dan dia ngaku kalau dia yang buat, padahal bukan, karena patung itu jelas2 dikasih oleh gua. Pertanyaannya udah jelas, siapa yang sebenarnya bikin patung itu?
Paradoks Achilles dan Kura-kuraSeandainya ada seorang pelari yang sangat cepat, namanya Achilles. Dalam jarak 100 meter didepannya, ada seekor kura-kura. Saat dia mulai berlari mengejar kura-kura itu, saat yang sama juga kura-kura itu mulai lari dari kejaran Achilles, kearah yang sama. Achilles larinya sangat cepet, jauh lebih cepet dari kura-kura (ya iyalah, bokap gua juga larinya lebih kenceng dari kura-kura). Masalahnya, menurut seorang matematikawan yunani kuno terkenal yang bernama Zeno, Achilles nggak bakal bisa ngejar si kura-kura, meski keadaannya sangat normal, di padang rumput, nggak ada halangan, kaki keduanya sama-sama sehat, mereka berdua gerak tanpa alat, kecepatan konstan. Tapi kenapa Achilles nggak bisa ngejar kura2? Kata Zeno bilang, ketika lomba sudah dimulai, Achilles akan mencapai titik 100 m (titik di mana kura-kura mula-mula). Tetapi si kura ini juga pasti sudah melangkah maju, jauh lebih lambat memang, katakanlah dia baru melangkah 10 meter. Beberapa saat kemudian Achilles berada di titik 110 m, tapi si kura lagi-lagi udah melangkah maju. Demikian seterusnya, setiap kali Achilles berada pada titik di mana kura-kura tadinya berada, si kura-kura sudah melangkah maju, ad infinitum (to infinity, sampai ketakterhinggaan). Artinya, Achilles, secepat apa pun dia berlari tidak akan bisa mendahului kura-kura (selambat apa pun dia melangkah). Padahal dalam pengalaman sehari-hari, jelas seharusnya Achilles bisa mengejar kura-kura. Jadi....??
Paradoks TempatSingkat aja. Suatu benda berada pada benda lainnya. Benda tersebut juga berada pada benda lainnya. Benda itu terdapat juga pada benda yang lain lagi, dan seterusnya ad infinitum. Misalnya yang simpel saja. Sebuah penghapus, terletak pada sebuah meja. Meja ada diatas lantai. Lantai ada didalam rumah. Rumahnya di perumahan A. Perumahan A di kota B. Kota B di provinsi C, provinsi C di negara D. Negara D ada di bumi, bumi berada dalam sistem tata surya kita. Tata surya kita ada pada galaksi bimasakti. Galaksi bimasakti ada dalam Alam Semesta. Han, disini dibagi jadi 2 teori, yg pertama mengatakan bahwaalam semesta terletak pada sesuatu yang belum diketahui, dan sesuatu itu juga terletak dalam sesuatu, ad infinitum. Yang kedua, ada juga yang bilang kalau alam semesta adalah ad infinitum itu sendiri. Pokoknya, inti paradoksnya demikian.
Paradoks Dua BendaKalau benda bergerak yang tidak bisa dihentikan bertemu dengan benda diam yang tidak bisa digerakkan, apa yang akan terjadi? Pikirkanlah secara filosofis, jangan secara akal sehat. Kalo secara akal sehat, gak ada benda yang tidak bisa dihentikan dan nggak ada benda yang tidak bisa digerakkan. Pelajarilah hukum gaya Abah Newton.
Paradoks Hari KejutanAda seorang tahanan yang akan dihukum gantung oleh seorang algojo dalam waktu satu minggu (misalnya hari itu hari Senin), tapi hari penggantungannya dirahasiakan, dan dia baru akan tahu ketika sang algojo udah ngetok pintunya siang-siang jam 12, berarti dia bakal digantung. Sang tahanan mikir, kalau penggantungannya nggak mungkin hari minggu, soalnya kalau pada hari sabtu siang pintunya ngga diketok sama algojo, berarti pasti dia bakal udah tau kalo hari minggu bakal digantung, dan jadwal penggantungannya bukan jadi rahasia lagi. Jadi hari minggu dikeluarin dari daftar hari penggantungan. Apakah harinya sabtu? Nggak mungkin juga, soalnya kalo hari jumat siang pintunya belom diketok sama algojo, berarti dia digantung hari sabtu, dan itu udah bukan kejutan lagi. Jadi sabtu dikeluarkan dari daftar hari penggantungan. Apakah hari jumat? Nggak mungkin, soalnya kalo hari kamis dia blablablabla dan seterusnya sampe si tahanan mencoret semua daftar hari dari hari minggu sampe hari senen, dan dia yakin kalo dia nggak bakal digantung, soalnya semua hari udah keluar dari daftar hari kejutan, jadi nggak ada hari kejutan, nggak ada hari penggantungan, jadi dia santai-santai. Ternyata, pintu diketok pas hari rabu, dan si tahanan tentu saja kaget. hari itu tetap menjadi hari kejutan.
Sementara kalau gambar*...
Ujungnya mana?
Lambangnya SMADAV aja paradoks
Ma, kok bolong??
Perhatikan baik-baik
*Seperti yang sering dikatakan Google Gambar, Gambar bisa saja memiliki Hak Cipta. Tak ada satupun yang gua bikin sendiri
Udah, segitu aja contoh yang bisa gua tulis. Masih banyak contoh lainnya, seperti Paradoks Kembar, Paradoks Dikhotomi, Paradoks Stadion, Paradoks Panah, dan lainnya. Yang gak gua tulis berarti gua belum mengerti maksud dari paradoks itu (bukannya nggak bisa memecahkan, udah pasti gua nggak bisa memecahkan). Sebagian dari yang gua tulis di daftar diatas adalah ciptaannya Zeno, sisanya anonim.
Sekali lagi,artikel ini diambil dari Http://trobelator.blogspot.com/ jadi gaya bahasa maupun isi merupakan milik trobelator _/\_
itu blog sebenernya bagus..sayang jarang update,siapapun yang kenal,atau malah anda pemilik blog itu,silahkan komen,saya ada beberapa hal yang ingin disampaikan :D